Kelompok merupakan
kumpulan dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan
saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan
dibentuk bersama
berdasarkan pada interest atau tujuan yang sama.
Perilaku kelompok
merupakan respon-respon anggota kelompok
terhadap struktur
sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.
Perilaku kolektif
merupakan tindakan seseorang oleh karena pada
saat yang sama
berada pada tempat dan berperilaku yang sama
pula.
Jenis-Jenis
Kelompok
Secara umum
kelompok diartikan sebagai kumpulan orang-orang,
sementara sosiolog
melihat kelompok sebagai dua atau lebih orang
yang mengembangkan
perasaan kebersatuan dan yang terikat
bersama-sama oleh
pola interaksi sosial yang relatif stabil. Terdapat
sejumlah kriteria
yang mencirikan apakah sekumpulan orang bisa
disebut sebagai
kelompok atau tidak, tetapi pada dasarnya terdapat
dua karakteristik
pokok dari kelompok, yaitu
a. Adanya
interaksi yang terpola dan
b. Adanya
kesadaran akan identitas bersama.
Terdapat berbagai
macam jenis kelompok. Bierstedt
mengklasifikasikan
kelompok ke dalam kelompok statistik, kelompok
kemasyarakatan,
kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
Sedangkan Emille
Durkheim membaginya dalam kelompok yang
didasarkan pada
solidaritas mekanik dan kelompok yang didasarkan
pada solidaritas
organik. Ferdinand Tonnies mengklasifikasikannya
menjadi
gemeinschaft dan gesselschaft. C.H. Cooley membagi
kelompok ke dalam
kelompok primer dan kelompok sekunder.
Sementara W.G.
Sumner mengklasifikannya ke dalam in-group dan
out-group. K.
Merton menguraikan tentang kelompok acuan.
Sementara itu
jenis kelompok lainnya adalah kelompok sukarelanonsukarela,
kelompok
vertikal-horisontal, kelompok terbuka-tertutup,
serta kelompok mayoritas-minoritas
Beberapa masalah penting
dalam manajemen :
a. Konflik
antar kelompok tidak dapat dielakkan dalam organisasi. Konflik ini bisa
bersifat positif atau negatif bergantung pengaruhnya terhadap organisasi.
b.
Konflik yang fungsional (bermanfaat) menggambarkan suatu konfrontasi antar
kelompok yang mempertinggi dan memperbanyak (menguntungkan) hasil karya suatu
organisasi
c. Konflik
yang disfungsional/mengganggu timbul dari suatu konfrontasi/ interaksi antara
kelompok-kelompok yang merintangi tujuan organisasi
d. Walaupun
kebanyakan manajer berusaha menyingkirkan konflik namun ada bukti yang
menunjukkan bahwa bagi kebanyakan organisasi tingkat konflik yang optimal dapat
mempunyai pengaruh yang positif bagi hasil karya organisasi
e. Konflik
antar kelompok timbul dari ketergantungan, perbedaan tujuan, perbedaan
persepsi, dan meningkatnya permintaan akan spesialis.
f. Konflik
disfungsional menimbulkan perubahan didalam dan antara kelompok yang terlibat.
Didalam kelompok mungkin terdapat kenaikan kesatupaduan, bertambahnya
kepemimpinan autokratis, pemusatan perhatian pada tugas, dan kenaikan pada
kesetiaan, perubahan yang terjadi antara kelompok meliputi: persepsi yang
menyimpang, stereotipe yang negatif dan menurunnya komunikasi.
g.
Salah satu tugas yang sukar dihadapi oleh manajer adalah mendiagnosis dan
memanajemeni konflik antar kelompok
Beberapa
teknik yang berguna untuk memecahkan konflik antar kelompok meliputi :
üPemecahan
persoalan
üTujuan
tingkat tinggi
üPerluasan
sumber
üPenghindaran
konflik
üPelicinan
konflik kompromi
üWewenang
dan perubahan manusianya atau
üStruktur
organisasi
Masing-masing
metode tersebut tergantung pada situasi dan kondisi tertentu (yang dihadapi)
h. Teknik
memanajemeni konflik terdapat juga bagi situasi dimana manajer mendiagnosis
setiap kondisi konflik meliputi penggunaan saluran komunikasi, pengangkatan
atau pemindahan tenaga dari luar dan merubah struktur organisasi meliputi 2 hal
yaitu pemecahan dan stimulasi.
Didalam
suatu kelompok tertentu, tentu saja boleh jadi seseorang akan bias mendapat
lebih dari satu manfaat yang dapat diperoleh. Memahami alasan-alasannya
berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman tersebut, maka perilaku
kelompok sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang produktif.
Suatu
kelompok terdiri dari atas kumpulan individu. Dengan demikian pemahaman atas
perilaku individu dan kelompok atau perilaku organisasi harus dikelola dengan
baik, betapapun tingginya kompleksitas yang ada padanya. Sebab pada akhirnya
karya atau tujuan organisasi itu tercapai melalui manusia baik secara individu
ataupun kolektif, baik oleh dirinya sendiri maupun dengan bantuan teknologi.
Oleh karena pengelolaan perilaku organisasi memiliki peran penting karena ada
beberapa hal yang berkaitan dengan perilaku organisasi itu sendiri.
Studi organisasi,
kadang-kadang dikenal sebagai ilmu organisasi, mencakup studi yang sistematis
dan penerapan hati-hati pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak dalam
organisasi. Studi organisasi terkadang dianggap bidang adik, atau penunjukan
menyeluruh yang mencakup, disiplin berikut: psikologi industri dan organisasi,
perilaku organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen. Namun, tidak ada
sistem klasifikasi diterima secara universal untuk subbidang tersebut.
Ikhtisar
Studi organisasi meliputi studi organisasi dari sudut pandang ganda, metode,
dan tingkat analisis. Misalnya, satu buku pelajaran [1] membagi beberapa
pandangan ini ke dalam tiga perspektif: modern, simbolik, dan postmodern.
Perbedaan tradisional lain, hadir khususnya di akademisi Amerika, adalah antara
studi perilaku "mikro" organisasi - yang mengacu pada dinamika
individu dan kelompok dalam pengaturan organisasi - dan "makro"
manajemen strategis dan teori organisasi yang mempelajari seluruh organisasi
dan industri, bagaimana mereka beradaptasi, dan strategi, struktur dan
kontinjensi yang membimbing mereka. Untuk perbedaan ini, beberapa sarjana telah
menambahkan minat pada struktur skala "meso" - kekuasaan, budaya, dan
jaringan individu dan unit Ronit yaitu dalam organisasi - dan "lapangan"
analisis tingkat yang mempelajari bagaimana populasi seluruh organisasi
berinteraksi.
Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor ikut bermain.
Studi organisasi modern berusaha untuk memahami dan model faktor-faktor ini.
Seperti semua ilmu-ilmu sosial modernis, studi organisasi berusaha untuk
mengontrol, memprediksi, dan menjelaskan. Ada beberapa kontroversi mengenai
etika perilaku pekerja mengendalikan ', serta cara di mana para pekerja
diperlakukan (lihat manajemen ilmiah Taylor pendekatan dibandingkan dengan
gerakan hubungan manusia dari tahun 1940-an). Dengan demikian, perilaku
organisasi atau OB (dan sepupunya, psikologi Industri) memiliki waktu dituduh
alat ilmiah yang kuat [rujukan?] Mereka tuduhan menyimpang, OB dapat memainkan
peran utama dalam pengembangan organisasi, meningkatkan kinerja organisasi. ,
serta kinerja individu dan kelompok / kepuasan / komitmen.
Tinjauan
umum
Studi
organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan
konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk
memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti
halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada
sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap
perilaku pekerja. Karena itu, perilaku
organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri)
kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa.
Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan
penting dalam perkembangan
organisasi dan keberhasilan kerja.
Contoh-contoh Organisasi Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk
saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan
tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran
organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan,
pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak
fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan
pemerintah, dan universitas-universitas
Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar
maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan
didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi
sekunder menurut Hicks:
* Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara
lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi
rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari
organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
* Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
PERILAKU
INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI
Variabel-Variabel
Dependen
Yaitu
factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yangterpengaruh
sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu
variablebebas.Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :1.
ProduktivitasYaitu
suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.2.
Keabsenan
(kemangkiran)Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja3.
Pengunduran
diri (keluar masuknya karyawan)Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak
sukarela dari suatu organisasi4.
Kepuasan
kerjaYaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih
antarabanyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang
merekayakini seharusnya mereka terima.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).[1]
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah
akademik khusus yang mempelajari organisasi,
dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi,
ilmu politik,
antropologi
dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Setiap
Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas
kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi
dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka
berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh masing – masing
lingkungan yang memang berbeda.
Secara
biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti
usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan
signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan
merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari
kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak
memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa
kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri.
Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun,
angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih
tinggi daripada karyawan yang bujanga
Meski
manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu
sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi
pembentukan perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita
bahwa manusia pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di
dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan
diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku
kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia
bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita
menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara
yang tampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka.
Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk
perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan saya seorang anak pada saat
kelahirannya dan saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan”.
Dari
teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, memberikan 3 komponen
dasar perilaku individu , diantaranya adalah :
Konsepsi Id
: adalah subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua
kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Libidodan Agresiadalah elemen kepribadian
dari unsur Id yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan
untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
Konsepsi Ego
: mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-rinsip realitas dan merupakan
subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan
(penengah) dua sisi lainnya (Id &
Super Ego), dengan cara
berinteraksi dengan dunia atau lingkungan luar.
Konsepsi
Super Ego : kekuatan moral dari personalitas yang merupakan
sumber nilai, norma dan etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego
memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki
superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan
spiritual yang tinggi.
Sebagai
kesimpulannya, perilaku individu tidak hanya ditentukan oleh faktor keturunan
atau bawaan dari lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh effort
(usaha), ability (kompetensi) serta situasi lingkungan. Perubahan
perilaku merupakan hasil dari proses pembelajaran.
PERILAKU KELOMPOK DAN
PERSONAL
Dasar-dasar
Perilaku Kelompok
Perilaku
individu di dalam kelompok merupakan sesuatu yang lebih dari
sekadar
total jumlah dari setiap tindakan dengan cara mereka sendiri-sendiri.
Kerika
para individu berada dalam kelompok, mereka bertindak berbeda daripada
ketika
mereka sedang sendirian. Bab ini memperkenalkan konsep dasar mengenai
kelompok
dan mendemonstrasikan bagaimana pemahaman tentang kelompok
dapat
membantu menjelaskan tentang fenomena dari perilaku organisasi.
Mendefenisikan
dan Mengklarifikasikan Kelompok
Kelompok
didefenisikan sebagai dua atau lebih individu, yang berinteraksi
dan saling
tergantung antara satu dengan yang lain, yang bersama-sama ingin
mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berbentuk formal atau informasi.
Kelompok
formal maksudnya jika kita mendefenisikannya sebagai struktur
organisasi,
dengan memberikan penugasan pekerjaan yang membentuk kelompok
tugas
kelompok kerja. Dalam kelompok formal, perilaku yang harus ditunjukkan
oleh
seseorang ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi. Sebaliknya,
kelompok
informal merupakan aliansi yang tidak terstruktur atau tidak ditetapkan
secara
organisasional. Dalam lingkungan kerja, kelompok-kelompok semacam ini
terbentuk
secara alamiah sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan untuk
mengadakan
kontak sosial.
Memang
memungkinkan untuk membuat subklasifikasi kelompok menjadi
kategori
kelompok perintah (command group), kelompok tugas (task group),
kelompok
kepentingan (interest group) atau kelompok persahabatan (friendship
group).
Kelompok perintah dan kelompok tugas didikte oleh organisasi formal,
sementara
kelompok-kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan
merupakan
aliansi informal.
Kelompok
perintah ditentukan oleh struktur organisasi. Kelompok ini
terdiri
dari para bawahan yang melapor langsung pada manajer tertentu. Seorang
kepala
sekolah dasar dan dua belas orang guru membentuk suatu kelompok
perintah,
begitu pun seorang direktur audit kantor pos dan lima orang
inspekturnya.
Menurut
Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada
tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.
Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
Kelompok statistik,
yaitu kelompok yang bukan organisasi,
tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh:
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
Kelompok
kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
Kelompok sosial, yaitu
kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu
dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh:
Kelompok pertemuan, kerabat.
Kelompok asosiasi,
yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan
kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para
anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki
ikatan organisasi formal. Contoh: Negara,
sekolah.